Jangan pernah iri, hasud, dan dengki terhadap kesuksesan orang lain adalah prinsip yang sangat penting untuk dipegang teguh dalam kehidupan. Hal ini mengandung makna bahwa kita tidak boleh merasa iri atau cemburu terhadap pencapaian orang lain, karena setiap kesuksesan itu didapat melalui proses dan perjuangan yang panjang. Menggunakan metafora tentang padi yang dipanen hari ini tidak ditanam kemarin sore, kita dapat memahami bahwa kesuksesan tidak datang secara instan, tetapi melalui kerja keras, kesabaran, dan ketekunan.

Pertama, dalam karier profesional, seorang individu mungkin melihat rekan kerjanya naik pangkat atau mendapatkan promosi yang diinginkan. Alih-alih merasa iri, mereka seharusnya mengambil inspirasi dari kesuksesan rekan mereka dan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka sendiri.
Kedua, dalam dunia bisnis, pengusaha yang berhasil membangun bisnis mereka dari bawah sering kali menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. Misalnya, Steve Jobs yang memulai Apple dari garasi rumahnya, menunjukkan bahwa kesuksesan bisa diraih melalui kerja keras dan visi yang kuat.
Ketiga, dalam bidang pendidikan, siswa yang meraih prestasi tinggi dalam ujian atau kompetisi seharusnya menjadi contoh yang memotivasi teman-teman sekelasnya, bukan menyebabkan iri dan dengki di antara mereka.
Keempat, dalam kehidupan sosial, seorang individu yang memiliki banyak teman dan hubungan yang baik seharusnya menginspirasi orang lain untuk membangun jaringan yang kuat dan memperluas lingkaran sosial mereka, bukan menimbulkan rasa cemburu.
Kelima, dalam bidang seni dan budaya, seniman yang sukses seperti Picasso atau Mozart merupakan contoh bagaimana bakat yang luar biasa bisa dikembangkan melalui dedikasi dan latihan yang terus-menerus.
Keenam, dalam olahraga, atlet yang meraih medali emas Olimpiade biasanya telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk latihan yang intensif. Sebaliknya, reaksi yang tepat adalah menghormati dan memperjuangkan kesuksesan mereka.
Ketujuh, dalam hubungan asmara, melihat pasangan atau teman yang memiliki hubungan yang bahagia seharusnya memotivasi kita untuk mencari hubungan yang seimbang dan penuh kasih, bukan menyebabkan iri dan dengki.
Kedelapan, dalam kehidupan spiritual, melihat seseorang yang memiliki kedamaian batin dan kebahagiaan sejati seharusnya menginspirasi kita untuk mengejar pemahaman dan kedalaman yang serupa dalam kehidupan kita sendiri.
Kesembilan, dalam bidang kesehatan, seseorang yang memiliki gaya hidup sehat dan bugar seharusnya menjadi contoh bagi orang lain untuk mengikuti pola hidup yang serupa, bukan menjadi objek iri dan dengki.
Kesepuluh, dalam hal pencapaian pribadi, melihat seseorang yang mencapai tujuan mereka seharusnya mendorong kita untuk menetapkan dan mencapai tujuan kita sendiri, bukan membandingkan diri kita dengan orang lain dengan rasa iri.
Kesebelas, dalam bidang filantropi dan sukarela, melihat orang yang peduli dengan kesejahteraan orang lain seharusnya menginspirasi kita untuk berkontribusi pada masyarakat dan membantu mereka yang membutuhkan, bukan merasa iri terhadap kesuksesan mereka dalam memberikan bantuan.
Kedua belas, dalam hal kepemimpinan, melihat seseorang yang efektif dalam memimpin dan memotivasi orang lain seharusnya mendorong kita untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan kita sendiri, bukan menyebabkan rasa iri terhadap otoritas mereka.
Ketigabelas, dalam hal keberhasilan finansial, melihat seseorang yang berhasil mencapai stabilitas keuangan seharusnya menjadi inspirasi bagi kita untuk mengelola keuangan kita dengan bijaksana dan mencapai keberhasilan finansial yang serupa, bukan menimbulkan perasaan iri atau dengki.
Pada akhirnya, prinsip untuk tidak iri, hasud, dan dengki terhadap kesuksesan orang lain adalah tentang mengubah perspektif kita menjadi lebih positif dan produktif. Daripada membuang energi kita pada perasaan negatif, kita dapat menggunakan kesuksesan orang lain sebagai motivasi untuk meningkatkan diri kita sendiri dan mencapai potensi penuh kita.



